1.
Membuat ringkasan buku ekonomi!
======================================================
A.
IDENTITAS BUKU
Judul : Anggaran Perusahaan
Penulis : Drs. Gunawan Adisaputro, M.B.A. & Drs. Marwan Asri,
M.B.A.
Penerbit : BPFE-YOGYAKARTA
Tahun terbit : 2012
Tebal buku : 324 halaman
Jumlah BAB : XI
B.
RINGKASAN
BAB
1 ANGGARAN SEBAGAI PERALATAN MANAJEMEN
1. ANGGARAN
SEBAGAI SISTEM PERENCANAAN TERPADU
Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak
kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran atau
lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang
mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat dosebut seabagai anggaran.
Business budget, orang sering menerjemahkan menjadi anggaran perusahaan, adalah
rencana tentang kegiatan perusahaan. Rencana ini mencangkup berbagai kegiatan
operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruh satu sama lain.
2. ANGGARAN
PENDEKATAN SISTEM
Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang memiliki
kekhususan tersendiri atau sebagai suatu sub-sistem yang memerlukan hubungan
(interface) dengan subsitem lain yang ada dalam perusahaan itu.
Demikian
juga halnya dengan anggaran. Anggaran juga dapat dianggap sebagai sistem yang
otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan
satu kebualatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada dalamperusahaan.
3. ANGGARAN
DAN PENGANGGARAN
Salah satu definisianggaran yang banyak di pakai
adalah sebagai berikut. Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan
tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Anggaran
merupakan kata benda, yakni hasil yang di peroleh setelah menyelesaikan tugas
perencanaan. Di dalam suatu menyusun anggaran perusahaan maka perlu di
perhatikan bahwa anggaran harus realistis, luwes dan kontinu.
4. ANGGARAN
KOMPREHENSIF DAN ANGGARAN PARSIIL
Anggaran jenis budget komprehensif jenis kegiatan yang dicangkupnya meliputi seluruh
aktifitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan
administrasi.
BAB
2 MANFAAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
Anggaran sebagai alat manajemen
untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari
pengguna sistem itu di dalam pelaksanannya. Semakin banyak dan rumit yang di
tuju, semakin banyak persyaratan yang dituntut dalam persiapan dan
penyusunannya. Demikian sebaiknya.
Persyaratan
yang dimaksud meliputi:
1) Jenis
dan mutu data yang didapat disediakan
2) Sistem
akuntansi keuangan dan akuntansi biaya
3) Sikap
manajemen di dalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan harga-harga
4) Tingkat
kewenangan yang diberikan pimpinan kepada bawahannya
oleh
karena itu manajemen perlu menentukan terlebih dahulu pilihan sasaran dan
manfaat apa yang ingin diperolehnya dari penggunaan anggaran sebagai alat
manajemen.
1. TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN ANGGARAN
Pekembanan
anggaran dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh pada dasarnya dapat
dibagi dalam tiga tahapan yaitu:
·
Anggaran sebagai alat penaksir, dari
segi manfaat yang dapat di peroleh ini merupakan perkembangan yang paling awal
dari anggaran sebagai alat perencanaan.
·
Anggaran sebagai plafond an sekaligus
alat pengatur otorisasi, tahapan ini sudah setingkat lebih maju. Bilaman sistem
akuntansi biaya yang dipakai bersifat ektra komtabel, maka anggarannya bersifat
statis.
·
Anggaran sebagai alat penilai efisiensi,
merupakan tingkat perkembangan yang paling akhir. Baik fungsi perencanaan
maupun fungsi pengendalian keduanya sama menonjolnya.
BAB
3 STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGANGGARAN BIAYA
Anggaran sebagai alat manajemen
berfungsi merencanakan dan mengawasi keuntungan. Keuntungan yang sebenarnya
dilaporkan sebagai data akuntansi dalam rekening laba/rugi. Keuntungan yang
dianggarkan juga disusun dalam bentuk anggaran rugi laba.
Oleh karena itu kita perlu
membedakan antara penganggaran biaya dengan pemanfaatan biaya.
1. Pentinnya
struktur organisasi dalam penganggaran biaya struktur mencerminkan organisasi
dengan demikian akan memberikan kepada kita gambaran tentang siapa yang
tanggung jawab.
2. Penganggaran
biaya dan pemanfaatan biaya menunjukkan pada kita proses tentang siapa yang
harus bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu.
BAB 4 ANGGARAN
PENJUALAN
Dalam menyusun
anggaran penjualan ada langkah-langkah
yang perlu dilakukan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
meliputi:
1) Penentuan
dasar-dasar anggaran
a. Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan
b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan
c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
2) Penyusunan
Rencana Penjualan
a. Analisis ekonomi, dengan
mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro seperti : moneter, kependudukan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan teknologi.
b. Melakukan analisa industri yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
masyarakat menyerap produk sejenis yang di hasilkan oleh industri.
c. Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu yang dilakukan untuk mengetahui
posisi perusahaan pada masa lalu.
d. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang, dilakukan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di masa depan, dengan
memperhatikan faktor- faktor produksi seperti : bahan mentah, tenaga kerja,
kapasitas produksi dan keadaan permodalan.
e. Menyusun forecast penjualan, yaitu untuk meramalkan
jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan
seperti masa yang lalu.
f.
Menentukan
jumlah penjualan yang dianggarkan.
g. Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh.
h. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain
yang berkepentingan.
Semua
langkah-langkah di atas bertujuan untuk memudahkan manajemen dalam menyusun
anggaran penjualan.
3)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Anggaran Penjualan
Pada anggaran penjualan agar realistis
perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
Menurut Ellen Cristina faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Faktor
intern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, antara lain
A.
Penjualan
tahun-tahun yang lalu.
B.
Kebijaksanaan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan.
C.
Kapasitas
produksi dan kemungkinan perluasannya.
D.
Tenaga kerja
yang dimiliki.
E.
Modal yang tersedia.
F.
Fasilitas-fasilitas
lainnya.
2.
Faktor
ekstern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan.
A.
Keadaan
persaingan di pasar.
B.
Posisi
perusahaan dalam persaingan.
C.
Tingkat
pertumbuhan penduduk.
D.
Tingkat
penghasilan masyarakat.
E.
Elastisitas permintaan
terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan.
F.
Agama, adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat.
G.
Kebijaksanaan
pemerintah.
H.
Keadaan
perekonomian nasional/internasional.
I.
Kemajuan
teknologi, barang substitusi dan selera konsumen.
Dengan
memperhatikan faktor-faktor di atas perusahaan harus jeli di dalam merencanakan
dan mengendalikan penjualannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
baik.
4)
Efektivitas
A. Pengertian Efektivitas
Salah
satu unsur penting untuk manajer adalah mengukur pelaksanaan untuk mencapai
tujuan organisasi akan perusahaan. Pengukuran pelaksanaan tersebut dalam
manajemen kita kenal dengan pengukuran efektivitas. Oleh karena itu, konsep
tersebut harus dipertimbangkan dalam pelaksanaannya dengan tujuan untuk
menyelesaikan kondisi yang ada dalam perusahaan.
Menurut
Anthony dalam bukunya ”Sistem
Informasi” menyataka Efektivitas
adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dan sasaran yang
harus dicapainya.
Menurut Arrens
and Loebbecke dalam bukunya ”Auditing
Pendekatan Terpadu”menyatakan Efektivitas adalah menilai
apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan
dalam mencapai standar kelayakan yang mengacu kepada pencapaian suatu tujuan.”
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu berhubungan dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Dimana suatu perusahaan dapat diartikan telah
dioperasikan secara efektif apabila perusahaan tersebut dapat mencapai hasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5)
Kriteria Efektivitas
Ada beberapa kriteria efektivitas yang harus diketahui, menurut Arrens dan Loebbecke
dalam bukunya ”Auditing Pendekatan
Terpadu” menyatakan
”1. Kinerja
historis
2.Kinerja
yang dapat diperbandingkan
3.Standar
rekayasa
4.Diskusi
dan kesepakatan.
6)
Pengendalian
A.
Pengertian Pengendalian
Pengendalian
merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang diterapkan oleh manajemen
untuk mengelola perusahaan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan secara
efektif dan efisien, mencakup koreksi atas kekurangan, kelemahan dan
penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar sesuai dengan sasaran
untuk membandingkan hasil dengan rencana. Hasil pengendalian sangat penting
dalam pencapaian sasaran.
Menurut
R. N. Anthony, J. Dearden, dan N. Bedford dalam bukunya
Sistem
Pengendalian Manajemen menyatakan
Pengendalian adalah proses untuk memotivasi
dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Harold
Koontz dalam bukunya Manajemen
Dasar, Pengertian dan Masalah menyatakan
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan
terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulakn bahwa pengendalian dapat
diartikan secara umum sebagai upaya yang dilakukan manajemen supaya pelaksanaan
tidak menyimpang dari rencana. Selain itu juga memberi semangat kepada karyawan
untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai tujuan yang ditentukan.
7)
Jenis-Jenis Pengendalian
Pengendalian
merupakan proses mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi dan
melaksanakan tindakan koreksi untuk itu perlu mengklasifikasikan pengendalian
tersebut. Menurut Welsch,
dkk dalam bukunya ”Anggaran
Perusahaan” jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut :
1.
Pengendalian awal
Dipergunakan
sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya
manusia dan dahan baku telah dipersiapkan dan perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.
2.
Pengendalian berjalan (biasanya dalam bentuk laporan kinerja berkala)
Pemantauan
(dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan) terhadap aktivitas
berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai dan kebijakan serta prosedur
telah ditetapkan dengan benar.
3.
Pengendalian umpan balik
Tindakan
pasca operasi memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk menghasilkan aktivitas
di masa yang akan datang.
8)
Prosedur Pengendalian
Pengendalian
berhubungsn dengsn pengukursn efisiensi dan efektivitas dalam menggerakan bahan
dan tenaga kerja serta sumber keuangan terhadap suatu tujuan. Kegiatan ini
meliputi perbandingan dengan berbagai jenis standar kualitas, waktu, maupun
nilai. Kegiatan tersebut meliputi pengambilan tindakan yang perlu bilamana
terjadi kondisi-kondisi yang menyimpang dari target.
Proses
pengendalian berjalan dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang sedang
berjalan dari satu unit usaha dan setiap pusat tanggung jawab. Prosedur
pengendalian menurut Welsch dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” adalah :
1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan
dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi aktual, hasil yang direncanakan
dan selisih dari kedua angka tersebut.
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang
direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut.
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah
dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang
tertentu.
5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan
tindakan tersebut.
6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari
tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju umtuk membuat
perencanaan periode berikutnya.”
9)
Pengendalian Penjualan
Aktivitas
penjualan sangat erat hubungannya dengan tujuan perusahaan, sehingga menjadi
pusat perhatian yang utama karena dengan adanya aktivitas penjualan ini
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin dan
berkesinambungan serta perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup masa
yang akan datang. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus melaksanakan
pengendalian secara konsisten terhadap semua aktivitas operasional perusahaan
dalam hal ini menyangkut penjualan.
Pengendalian
penjualan dapat dilakukan dengan adanya laporan aktivitas penjualan yang
dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
selisih.
Pengendalian
penjualan meliputi analisis, penelaahan dan penelitian yang diharuskan terhadap
kebijaksanaan, prosedur, metode dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk
mencapai hasil pengembalian yang diharapkan investasi.
Laba
bersih yang optimum akan dapat direalisasi hanya apabila terdapat hubungan yang
wajar diantara keempat faktor ini yaitu :
1. Investasi
dalam modal kerja dan fasilitas-fasilitas
2. Volume
penjualan
3. Biaya
operasi
10) Laba kotor
Teknik-teknik analisis untuk
meningkatkan volume penjualan yaitu :
1. Analisis
dan pelaksanaan penjualan masa lalu, dalam hubungannya dengan harga dan volume
untuk menyelidiki dengan seksama segi kelemahan dari anggaran penjualan dan
melaporkannya.
2. Memberi
bantuan kepada pimpinan penjualan untuk menentukan anggaran penjualan secara
menyeluruh yang cocok dan melaporkan ketaatan pelaksanaannya sesuai dengan
rencana.
3. Memberi
bantuan kepada pimpinan penjualan dalam menyususn standar penjualan.
4. Pembuatan
analisis biaya yang wajar dan analisis investasi untuk digunakan dalam
menentukan harga jual.
Adapun tujuan dari pengendalian
penjualan diantaranya sebagai berikut :
a. Target
penjualan dengan kualitas yang dikehendaki.
b. Penerapan
kebijaksanaan metode dan prosedur yang mendukung target penjualan.
c. Efisiensi biaya
penjualan dalam mencapai volume penjualan.
d. Pencapaian
hasil pengembalian.
11) Hubungan
Anggaran Penjualan Dengan Efektivitas Pengendalian Penjualan
Sebagaimana
yang telah diketahui bahwa anggaran penjualan memiliki manfaat sebagai alat
pengendalian. Manfaat dari anggaran penjualan adalah sebagai alat pengendalian penjualan
sehingga bila terdapat selisih antara penjualan yang dianggarkan dengan
penjualan sebenarnya dapat segera diketahui oleh manajemen, dan manajemen akan
mengambil tindakan yang diperlukan dan menganalisisnya sehingga penjualan yang
diharapkan dapat tercapai.
Masalah
penjualan merupakan masalah yang komplek dan dinamis. Dikatakan dinamis karena
situasi dan kondisi yang selalu berubah-ubah sehingga selalu terdapat masalah
yang baru dan berbeda. Masalah-masalah yang ada dalam pengelolaan penjualan yaitu
masalah produk, penetapan harga, distribusi, metode penjualan, organisasi,
perencanaan dan pengendalian, dimana setiap perusahaan tidak dapat
menghindarinya. Oleh karena itu diperlukan alat pengendalian penjualan untuk
memecahkan masalah tersebut.
Pengendalian
penjualan dapat mengungkap adanya penyimpangan melalui analisis dan penelitian.
Penyimpangan yang terjadi harus dikoreksi manajemen agar volume penjualan yang
diharapkan perusahaan dapat tercapai. Anggaran adalah salah satu alat bantu
manajemen untuk dapat melaksanakan fungsi pengendalian penjualan agar penjualan
berjalan lancar serta meminimalkan terjadinya penyimpangan.
Apabila
penyimpangan dapat diminimalkan berarti perusahaan dapat mencapai penjualan
optimal dengan membandingkan anggaran penjualan dan aktualnya, maka dapat
disimpulkan bahwa anggaran penjualan bisa dipakai. Pada umumnya perusahaan saat
ini menghadapi kesulitan di bidang pemasaran, maka akan lebih baik apabila
penyusunan anggaran penjualan disusun paling dahulu karena secara umum anggaran
penjualan mempunyai kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, alat
pengkoordinasian kerja, alat pengawasan kerja untuk membantu manajer dalam
memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus anggaran penjualanberguna
sebagai dasar penyusunan anggaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Berarti
operasi perusahaan telah berjalan dengan baik, maka anggaran penjualan dapat
mendukung efektivitas pengendalian penjualan.
Hubungan
anggaran penjualan terhadap efektivitas pengendalian penjualan menurut Ellen
Cristina dalam bukunya ”Anggaran
Perusahaan” menyatakan bahwa Anggaran merupakan suatu proses
perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar