Jenis Pasar, Latar Belakang Monopoli, Etika dalam Pasar Kompetitif by Rifqi Ramadhan on Scribd
Minggu, 13 November 2016
[Tugas Individu] - Pelanggaran Etika Bisnis
Seperti yang telah diketahui oleh khalayak meskipun tidak semua, bahwa Samsung, Android dan Apple saling berselisih, diberbagai belahan Dunia saling tuduh menuduh tentang hak paten dan seakan kondisi ini tak berkesudahaan. Perang Hak paten antara perusahaan Teknology terbesar ini termuat pada artikel di situs Bussinesweek yang meskipun cukup panjang, namun menarik untuk di baca. Dijelaskan dalam artikel tersebut bahwa perang paten antara Apple dan berbagai produsen yang memproduksi berbagai produk Android dan juga artikel itu memberikan rincian bagaimana Apple terlibat dalam litigasi paten dengan sejumlah pembuat smartphone Android, termasuk Samsung, Motorola dan HTC.
“Dalam perang paten telepon pintar (smartphone), cukup banyak hal yang dipertaruhkan. Perusahaan terkait tidak akan memiliki keraguan mengeluarkan uang banyak demi menjadi pemenang,” ungkap pengacara dari Latham & Watkins, Max Grant, dikutip dari Bloomberg, Jumat, 24 Agustus 2012. Menurut pengacara tersebut, saat kasus pelanggaran etika bisnis dalam hal ini menyangkut hak cipta sudah sampai di meja hijau, maka perusahaan tidak lagi memikirkan bagaimana harus menghemat pengeluaran keuangan. Sebagai pengakuan pengacara Apple yang memperoleh komisi US$ 1.200 atau sekitar Rp 11,3 juta per jamnya untuk meyakinkan hakim dan juri bahwa Samsung Electronics Co telah menciplak atau meniru desain smartphone dari Apple. Perusahaan yang dipimpin Tim Cook itu juga sudah menghabiskan total US$ 2 juta atau sekitar Rp 18,9 miliar hanya untuk menghadirkan saksi ahli.
Walaupun nampak begitu besar uang yang diperoleh pengacara dan saksi ahli tersebut sebenarnya masih tergolong kecil dan masih masuk akal jika dilihat dari ukuran “kantong” perusahaan Apple ataupun Google. Sebagai ilustrasinya, biaya US$ 32 juta yang dikeluarkan Apple dalam kasus perang paten melawan Motorola Mobility setara dengan hasil penjualan Apple iPhone selama enam jam.
Keduanya diminta menghentikan penjualan produk tertentu. 10 produk Samsung, termasuk Galaxy SII, tak boleh dijual lagi; 4 produk Apple, termasuk iPad 2 dan iPhone 4, juga demikian. Oleh pengadilan Korea, Samsung diminta membayar denda 25 juta Won, sedangkan Apple dikenakan denda sejumlah 40 juta Won atau setara dengan US$ 35.400
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Upaya hukum yang ditempuh pihak Apple sempat mengalami kemunduran saat hakim Koh menolak permintaan Apple untuk melarang penjualan perangkat Samsung di Amerika Serikat. Menurut Koh, hak paten desain Apple terlalu luas dan bahkan beberapa diantaranya memiliki kemiripan dengan konsep yang ada di serial Knight Rider tahun 1994. Berdasarkan putusan tersebut Apple melakukan upaya banding dan menyewa sebuah firma hukum terkenal di Los Angeles. Upaya ini dmaksudkan untuk meningkatkan upaya perang paten yang tengah berlangsung.
Kedua pihak yang berselisih diminta menghentikan penjualan produk tertentu. 10 produk Samsung, termasuk Galaxy SII, tidak boleh dijual lagi; 4 produk Apple, termasuk iPad 2 dan iPhone 4, juga demikian. Hasil keputusan pengadilan Korea, Samsung diminta membayar denda sebesar 25 juta Won, sedangkan bagi perusahaan Apple dikenakan denda sejumlah 40 juta Won atau setara dengan US$ 35.400
B. Saran
Pelanggaran etika bisnis yang dilakukan kedua perusahaan teknologi terbesar ini tentu akan berdampak buruk bagi perkembangan ekonomi, selain itu juga akan berkembang pendapat masyarakat yang melihat dan menilai kedua perusahaan teknologi ini secara moral dan melanggar hukum dengan saling bersaing namun dengan cara yang tidak beretika. Kedua kompetitor ini seyogyanya lebih profesional menjalankan bisnis, tidak hanya mencari keuntungan dari segi ekonomi, tetapi juga menjaga etika dan moral di masyarakat yang menjadi konsumen serta mematuhi peraturan yang berlaku.
Sabtu, 15 Oktober 2016
Studi Kasus Etika Pasar Bebas
Nama : Andree Maulana Yusuf
Matkul : Etika Bisnis
NPM : 10213939
Kelas : 4EA29
Studi Kasus Etika Pasar Bebas
Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar.
Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari produk-produk lainnya.
Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.
Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. “Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie.
Analisis
Pada kasus ini diketahui bahwa indomie dalam bahan bakunya menggunakan pengawet methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua bahan pengawet itu membuat produk menjadi tidak cepat busuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik pemakaian nipagin dibatasi maksimal 0,15%. Ketua BPOM Kustantinah membenarkan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasan mie instan tersebut tetapi dalam batas aman dan wajar untuk dikonsumsi.
Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk konsumsi akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-muntah dan sangat berisiko terkena penyakit kanker.
Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan internasional tentang regulasi mutu, gizi dan keamanan produk pangan, sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codex. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia dan karena standar diantara kedua Negara berbeda maka timbullah masalah ini.
Kesimpulan
Dalam berbisnis setiap perusahaan mempunyai target yang harus terpenuhi dan mempunyai tujuan untuk memperluas target pasarnya tidak hanya dalam taraf nasional tetapi internasional. Namun dalam perjalanannya banyak hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah etika dalam berbisnis. Pada produk Indomie ini bukan hanya keuntungan yang maksimal dan memperluas target pasar tetapi kepuasan konsumen dan transparasi bahan baku yang digunakan juga harus diperhatikan sehingga dapat membentuk perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi dan patut diperhitungkan.
Saran
Dalam hal ini saran lebih diutamakan kepada produsen Indomie dalam hal memasarkan produknya harus lebih teliti dalam standart-standart bahan baku yang digunakan pada Negara tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan nama produknya menjadi rusak dan membuat buruk bukan hanya produknya tetapi perusahaan dan citranya di masyarakat.
Sumber Referensi:
http://reza-ajie.mhs.narotama.ac.id/2012/10/08/tugas-etika-bisnis-makalah-pelanggaran-etika-bisnis/
http://n2cs.wordpress.com/2012/11/03/etika-bisnis/
Jumat, 14 Oktober 2016
Jumat, 10 Juni 2016
NOVEL CRITICAL ELEVEN - BAHASA INDONESIA 2
Judul Novel :
CRTITICAL ELEVEN
Penulis : IKA NATASSA
Penerbit : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Tahun Terbit :
2015
Tebal Buku : 344
halaman
Sinopsis:
Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling
kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum
landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya
terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It's when the aircraft is most
vulnerable to any danger. In a way, it's kinda the same with meeting people.
Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk,
lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak
tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi
awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan. Ale dan Anya pertama kali
bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat,
tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat
percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia
menginginkan Anya. Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya
dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan
pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk keputusan pada sebelas menit paling
penting dalam pertemuan pertama mereka. Diceritakan bergantian dari sudut
pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita
jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.
Resensi:
Pertama kali muncul sebagai cerita pendek dalam buku kumpulan cerpen metropop
berjudul Autumn Once More, Critical Eleven yang ditulis Ika Natassa sudah
membuat banyak pembaca jatuh hati sekaligus penasaran. Dalam cerpen tersebut,
dikisahkan seorang wanita tengah berada dalam sebuah perjalanan dengan pesawat
terbang, sedang mengenang awal pertemuannya dengan seorang lelaki yang kelak
menjadi kekasihnya. Namun sungguh disayangkan, perkenalan manis tersebut hanya
tinggal kenangan, karena keduanya kini telah menjadi orang asing satu sama
lain. Cerpen hanya berakhir di situ saja. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan
mereka tak lagi saling cinta? Dalam novel inilah, Ika Natassa menjawab
pertanyaan tersebut. “Dalam dunia penerbangan, dikenal istilah critical eleven,
sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan
delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen
kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu.” Ika
Natassa kemudian mengaitkannya dengan pertemuan antarmanusia. Tiga menit
pertama adalah saat paling menentukan, sebab saat itulah pertama kali kesan
terhadap seseorang terbentuk. Sedangkan delapan menit sebelum berpisah, ada
saat di mana kita memutuskan apakah pertemuan tersebut akan berlanjut ke arah
yang lebih baik, atau sebaliknya, menjadi sebuah perpisahan yang dinanti-nanti.
Tanya Baskoro (Anya) dan Aldebaran Risjad (Ale) bertemu dalam pesawat. Sebelas
menit paling kritis dari pertemuan tersebut rupanya membawa kesan yang dalam
bagi keduanya, terutama bagi Ale. Namun butuh waktu satu bulan sebelum Ale
akhirnya berhasil mengumpulkan keberanian untuk menghubungi Anya kembali. Long
story short, mereka jadian. Setelah setahun berpacaran, keduanya sepakat bahwa
mereka adalah belahan jiwa satu sama lain. Mereka pun menikah, walau tak dapat
selalu bersama sepanjang waktu. Pekerjaan Ale sebagai petroleum engineer
memaksanya tinggal jauh dari Anya. Sementara Anya tetap menjalankan profesinya
sebagai management consultant di Jakarta. Untungnya Ale miliki waktu 5/5, yakni
lima minggu bekerja di rig (persisnya, di Teluk Meksiko), dan lima minggu
libur—yang selalu dihabiskannya di Jakarta bersama Anya. Walau tak selalu
bersama, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis. Hingga kemudian tragedi itu
terjadi—sebuah tragedi memilukan yang menjadi mimpi buruk pasangan suami istri
manapun. Pada akhirnya, meski masih berstatus suami istri dan tinggal seatap,
sebuah jarak telah tercipta di antara mereka, walau dalam lubuk hati
masing-masing, keduanya sesungguhnya masih saling mencintai. Mungkinkah mereka
dapat mempertahankan pernikahan? Atau justru harus mengakhirinya? Pertama kali
mendengar kabar bahwa Critical Eleven akan dijadikan novel, saya sangat
bergairah dan tak sabar untuk segera membacanya. Sayang, setelah berbulan-bulan
menanti, saya tidak kebagian jatah PO. Saking banyaknya pembaca yang penasaran
dan memesan melalui jalur PO di toko-toko buku online, buku ini langsung ludes
sebanyak 1.111 eksemplar hanya dalam 11 menit. Bayangkan! Saya Cuma bisa pasrah
dan bersabar menunggu cetakan berikutnya beredar di toko buku di kota tempat
saya tinggal. Sebagai pembaca karya-karya Ika Natassa, saya harus mengkui bahwa
Critical Eleven adalah novelnya yang memiliki konflik paling menyesakkan dada.
Berulang kali saya dibuat nyaris meneteskan air mata (oke, hapus bagian
“nyaris”-nya) saat menyaksikan para tokohnya dipaksa bergelut dengan rasa
kehilangan. Dalam novel ini, Ika kembali ‘memerankan’ dirinya dalam
multikarakter seperti yang pernah sukses dilakukannya dalam Antologi Rasa.
Namun dalam Critical Eleven, karakter yang diperankannya cukup dua tokoh saja,
yaitu Anya dan Ale. Ya, novel ini diceritakan melalui dua sudut pandang tokoh
tersebut, dan Ika sekali lagi berhasil melakukannya dengan baik. Tokoh Anya dan
Ale terasa benar-benar nyata. Pembaca, setidaknya saya, sungguh dapat merasakan
emosi yang kuat dari dua tokoh ini. Anya benar-benar terlihat berusaha untuk
tegar walau sebenarnya rapuh. Sementara Ale, terlihat jelas bahwa ia sangat
mencintai Anya dan rela berkorban perasaan demi sekadar mendapatkan seulas
senyum tipis dari istrinya itu. Untuk urusan teknik bercerita, kepiawaian
penulis tak perlu diragukan lagi. Selain menggunakan dua sudut pandang, cerita
dalam novel ini diperkuat melalui alur yang tak biasa, yakni alur maju dan
mundur. Penggunaan alur campuran ini cukup sukses membuat emosi saya jungkir
balik. Penulis memang tak langsung memaparkan penyebab renggangnya hubungan
Anya dan Ale, melainkan terlebih dahulu membangun rasa penasaran pembaca
melalui gambaran situasi pernikahan mereka di masa kini, diselingi berbagai
kisah masa lalu yang manis dan mengundang senyum. Hingga kemudian masalah yang
sebenarnya diungkap, saya benar-benar tak mampu lagi membendung air mata. Meski
saya tak pernah mengalaminya sendiri (amit-amit), saya memiliki kerabat yang
pernah mengalami tragedi yang sama persis dengan yang dialami Anya dan Ale. Ya
Tuhan. T.T Sebuah pernikahan memang membutuhkan komitmen yang kuat dan rasa
saling percaya di antara kedua belah pihak, termasuk rasa saling percaya saat
tengah mengalami masa-masa sulit. Dalam kasus Anya dan Ale, keduanya memilih
untuk menanggung rasa kehilangan mereka sendiri-sendiri, dan itu malah
memperparah hubungan pernikahan mereka. Barangkali ini pesan moral yang coba
disampaikan oleh penulis. Saya agak kesulitan bila ditanya bagian dari novel
ini yang menjadi favorit, sebab banyak sekali adegan yang sangat berkesan.
Misalnya monolog Ale dan Anya yang seolah mengajak pembaca untuk merenung. Ciri
khas Ika Natassa terlihat jelas di sini. Awalnya beliau (melalui tokoh Anya dan
Ale), membeberkan fakta-fakta menarik seputar banyak hal (budaya pop dan
pengetahuan umum), sebelum membahas masalah yang sesungguhnya. Lumayan
nambah-nambah pengetahuan dengan cara yang fun dan tak membosankan. Hehe.
Adegan-adegan yang melibatkan interaksi Ale dan keluarganya lumayan menjadi
bagian favorit saya. Saya menyukai cara penulis menggambarkan hubungan antara
Ale dan ayahnya, yang meski awalnya kurang harmonis, namun pada akhirnya terlihat
sekali bahwa ayah sangat menyayangi Ale, dan sebaliknya, Ale sangat menghormati
ayah. Hubungan antara Ale dan Harris sebagai kakak-adik pun cukup ampuh menjadi
pencerah dalam novel yang bernuansa sendu ini (iya, Harris di Antologi Rasa
itu). Ada satu adegan dramatis yang membuat jantung saya berpacu, yaitu ketika
Ale berulang tahun. Harris meminta Anya bekerjasama untuk mengerjai Ale
(omong-omong, Harris dan keluarga besarnya tak tahu-menahu mengenai
permasalahan yang dialami Ale dan Anya, sebab keduanya menutupinya dengan
rapat). Sesuai skenario yang dirancang Harris, Anya meninggalkan pesan pada Ale
bahwa ia akan pergi dari hidup Ale. Ale, yang sedang mati-matian berusaha
memperbaiki hubungannya dengan Anya, tentu saja kalang kabut. Ditambah lagi,
kemungkinan besar Anya akan menggunakan kesempatan ini untuk kabur betulan.
Saat membaca bagian ini, saya seolah menjadi Ale. Saya benar-benar dibuat
semaput dan bertanya-tanya: apakah Anya sungguh-sungguh pergi? Secara
keseluruhan, saya sangat menikmati bergalau-ria bersama Critical Eleven.
Tadinya saya sempat merasa kalau buku ini kurang ‘nendang’. Barangkali karena
saya membandingkannya dengan karya-karya Ika Natassa sebelumnnya, yang
bernuansa fun, witty, dan jauh dari kesan kelam. Tapi bila ditilik lebih lanjut,
kurang nendang apa coba novel ini? Konfliknya begitu dalam (seperti yang saya
harapkan cerita-cerita fiksi), sampai-sampai saya butuh asupan tisu untuk
menjaga agar mata tetap kering.
CARA MEMBUAT RESENSI - BAHASA INDONESIA 2
PENGERTIAN
Apa itu resensi buku? Resensi berasal dari bahasa latin,
“revidere” atau “recensere” yang berarti melihat kembali, menimbang atau
menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan “recensie” sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah “review”. Resensi adalah suatu tulisan yang
bertujuan untuk memberikan pertimbangan atau penilaian tentang suatu buku yang
baru diterbitkan kepada pembaca. Melalui resensi tersebut, para pembaca bisa
mendapatkan suatu informasi, penting atau tidaknya suatu buku dan layak atau
tidaknya untuk dibaca.
Tujuan
Resensi
Seorang penulis resensi atau biasa disebut resentator akan
memberi pertimbangan kepada pembaca secara seimbang, baik kelebihan maupun
kekurangan suatu buku yang diresensinya. Selain itu penulisan resensi bertujuan
untuk :
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
Mengetahui latar belakang dan alasan
buku tersebut diterbitkan.
Menguji kualitas buku dengan
membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis buku
berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku
Unsur
– Unsur Dalam Resensi
Setiap orang bisa membuat resensi dari suatu buku. Namun
tetap dibutuhkan poin poin tertentu agar resensi yang kita buat bisa diterima
orang lain. Berikut hal-hal yang harus ada dalam sebuah resensi buku :
§
Identitas buku
Jika buku yang akan anda resensi adalah buku terjemahan, akan lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut. Demikian juga dengan pengarang buku tersebut. Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
Jika buku yang akan anda resensi adalah buku terjemahan, akan lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut. Demikian juga dengan pengarang buku tersebut. Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
§
Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
§
Data buku
Data buku berisi :
a. Judul buku
b. Pengarang
c. Penerbit
d. Tahun terbit beserta cetakannya
e. Dimensi buku
f. Harga buku
Data buku berisi :
a. Judul buku
b. Pengarang
c. Penerbit
d. Tahun terbit beserta cetakannya
e. Dimensi buku
f. Harga buku
§
Ikhtisar Isi
resensi buku
Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya.
Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya.
§
Kelebihan dan
kekurangan buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang disertai dengan ulasan secara objektif.
§
Penutup resensi
buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan, serta kritik dan saran kepada penulis.
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan, serta kritik dan saran kepada penulis.
Setelah mengetahui unsur-unsur yang harus terkandung dalam
sebuah resensi buku, sekarang kita mulai untuk membuatnya. Berikut
langkah-langkah cara membuat resensi buku :
1.
Menentukan buku yang akan diresensi
Tentukan buku yang akan anda resensi baik itu roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.
Tentukan buku yang akan anda resensi baik itu roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.
2.
Mencatat anatomi buku
Dalam resensi juga tercantum identitas dari buku. Catatlah identitas buku yang akan kita resensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas, dimensi dan harga buku. Catat pula mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.
Dalam resensi juga tercantum identitas dari buku. Catatlah identitas buku yang akan kita resensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas, dimensi dan harga buku. Catat pula mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.
3.
Membaca buku dengan teliti
Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting, dan poin poin utama di dalamnya.
Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting, dan poin poin utama di dalamnya.
4.
Membuat Ikhtisar buku
Menulis kembali gagasan yang dianggap penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu
Menulis kembali gagasan yang dianggap penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu
5.
Membuat isi resensi
Selanjutnya, Pada tahap ini kita memberikan komentar dan pandangan kita terhadap buku yang kita resensi. Berikut langkah-langkahnya :
Selanjutnya, Pada tahap ini kita memberikan komentar dan pandangan kita terhadap buku yang kita resensi. Berikut langkah-langkahnya :
§
Membuat informasi umum tentang buku
yang diresensI
§
Menentukan judul resensi
§
Membuat ringkasan secara garis besar
§
Memberikan penilaian buku
§
Menonjolkan sisi lain dari buku yang
diresensi
§
Mengulas manfaat buku tersebut bagi
pembaca
§
Penilaian dari segi kelengkapan
karya, EYD dan sistematika resensi
6.
Kesimpulan
Kemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.
Kemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.
ABTRAKSI - BAHASA INDONESIA 2
ABSTRAKSI
ABSTRAK
M
Hanafi Fatkan R E. 34110127
PEMBUATAN
APLIKASI KEBUDAYAAN DAN KULINER JAKARTA BERBASIS ANDROID.
PI.
Manajemen Informatika, Direktorat Program Diploma Teknologi Informasi,
Universitas Gunadarma, 2013 Kata
Kunci
: Aplikasi, Kebudayaan, Kuliner, Android
(xi
+ 69 + Lampiran)
Pokok
pembahasan dalam penulisan ilmiah ini adalah menjelaskan mengenai cara
Pembuatan Aplikasi Kebudayaan Dan Kuliner Jakarta Berbasis Android. Pada proses
pembuatannya dibutuhkan rancangan awal pembuatan aplikasi ini yang disajikan
melalui bentuk rancangan interface. Aplikasi Kebudayaan Dan Kuliner Jakarta
Berbasis Android sangat mudah digunakan karena menampilkan user interface yang
sangat user friendly. Perangkat lunak yang digunakan adalah Android
SDK(Software Development Kit) serta didukung oleh AVD(Android Virtual Device),
yang berfungsi untuk mengembangkan algoritma-algoritma yang dibangun, dengan
menggunakan Eclipse Indigo sebagai editor untuk menulis script, selain itu juga
versi Android Virtual Device yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini yaitu
Android 2.3 (Gingerbread). Dengan menggunakan aplikasi ini, diharapkan
mempermudah para pengguna dalam mencari informasi mengenai Kebudayaan Dan
Kuliner Jakarta, karena pengguna hanya perlu memilih menu-menu yang disediakan
sehingga tidak perlu lagi mengetik secara manual.
Daftar
Pustaka (2011 – 2013)
Komentar
: Pada contoh Abstraksi ini kita dapat melihat bentuk ringkas
dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dan
mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisan. Abstraksi pada penelitian PEMBUATAN APLIKASI KEBUDAYAAN DAN KULINER JAKARTA BERBASIS
ANDROID adalah suatu gambaran atau bayangan yang menceritakan tentang
alur dari suatu penelitian yang ditulis oleh M Hanafi Fatkan R E. 34110127 agar para pembaca dapat
memahami secara singkat inti dari penelitiannya.
RINGKASANBUKU EKONOMI - BAHASA INDONESIA 2
1.
Membuat ringkasan buku ekonomi!
======================================================
A.
IDENTITAS BUKU
Judul : Anggaran Perusahaan
Penulis : Drs. Gunawan Adisaputro, M.B.A. & Drs. Marwan Asri,
M.B.A.
Penerbit : BPFE-YOGYAKARTA
Tahun terbit : 2012
Tebal buku : 324 halaman
Jumlah BAB : XI
B.
RINGKASAN
BAB
1 ANGGARAN SEBAGAI PERALATAN MANAJEMEN
1. ANGGARAN
SEBAGAI SISTEM PERENCANAAN TERPADU
Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak
kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran atau
lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang
mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat dosebut seabagai anggaran.
Business budget, orang sering menerjemahkan menjadi anggaran perusahaan, adalah
rencana tentang kegiatan perusahaan. Rencana ini mencangkup berbagai kegiatan
operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruh satu sama lain.
2. ANGGARAN
PENDEKATAN SISTEM
Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang memiliki
kekhususan tersendiri atau sebagai suatu sub-sistem yang memerlukan hubungan
(interface) dengan subsitem lain yang ada dalam perusahaan itu.
Demikian
juga halnya dengan anggaran. Anggaran juga dapat dianggap sebagai sistem yang
otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan
satu kebualatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada dalamperusahaan.
3. ANGGARAN
DAN PENGANGGARAN
Salah satu definisianggaran yang banyak di pakai
adalah sebagai berikut. Business budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan
tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Anggaran
merupakan kata benda, yakni hasil yang di peroleh setelah menyelesaikan tugas
perencanaan. Di dalam suatu menyusun anggaran perusahaan maka perlu di
perhatikan bahwa anggaran harus realistis, luwes dan kontinu.
4. ANGGARAN
KOMPREHENSIF DAN ANGGARAN PARSIIL
Anggaran jenis budget komprehensif jenis kegiatan yang dicangkupnya meliputi seluruh
aktifitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan
administrasi.
BAB
2 MANFAAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
Anggaran sebagai alat manajemen
untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari
pengguna sistem itu di dalam pelaksanannya. Semakin banyak dan rumit yang di
tuju, semakin banyak persyaratan yang dituntut dalam persiapan dan
penyusunannya. Demikian sebaiknya.
Persyaratan
yang dimaksud meliputi:
1) Jenis
dan mutu data yang didapat disediakan
2) Sistem
akuntansi keuangan dan akuntansi biaya
3) Sikap
manajemen di dalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan harga-harga
4) Tingkat
kewenangan yang diberikan pimpinan kepada bawahannya
oleh
karena itu manajemen perlu menentukan terlebih dahulu pilihan sasaran dan
manfaat apa yang ingin diperolehnya dari penggunaan anggaran sebagai alat
manajemen.
1. TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN ANGGARAN
Pekembanan
anggaran dipandang dari segi manfaat yang ingin diperoleh pada dasarnya dapat
dibagi dalam tiga tahapan yaitu:
·
Anggaran sebagai alat penaksir, dari
segi manfaat yang dapat di peroleh ini merupakan perkembangan yang paling awal
dari anggaran sebagai alat perencanaan.
·
Anggaran sebagai plafond an sekaligus
alat pengatur otorisasi, tahapan ini sudah setingkat lebih maju. Bilaman sistem
akuntansi biaya yang dipakai bersifat ektra komtabel, maka anggarannya bersifat
statis.
·
Anggaran sebagai alat penilai efisiensi,
merupakan tingkat perkembangan yang paling akhir. Baik fungsi perencanaan
maupun fungsi pengendalian keduanya sama menonjolnya.
BAB
3 STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGANGGARAN BIAYA
Anggaran sebagai alat manajemen
berfungsi merencanakan dan mengawasi keuntungan. Keuntungan yang sebenarnya
dilaporkan sebagai data akuntansi dalam rekening laba/rugi. Keuntungan yang
dianggarkan juga disusun dalam bentuk anggaran rugi laba.
Oleh karena itu kita perlu
membedakan antara penganggaran biaya dengan pemanfaatan biaya.
1. Pentinnya
struktur organisasi dalam penganggaran biaya struktur mencerminkan organisasi
dengan demikian akan memberikan kepada kita gambaran tentang siapa yang
tanggung jawab.
2. Penganggaran
biaya dan pemanfaatan biaya menunjukkan pada kita proses tentang siapa yang
harus bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu.
BAB 4 ANGGARAN
PENJUALAN
Dalam menyusun
anggaran penjualan ada langkah-langkah
yang perlu dilakukan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
meliputi:
1) Penentuan
dasar-dasar anggaran
a. Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan
b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan
c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
2) Penyusunan
Rencana Penjualan
a. Analisis ekonomi, dengan
mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro seperti : moneter, kependudukan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan teknologi.
b. Melakukan analisa industri yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
masyarakat menyerap produk sejenis yang di hasilkan oleh industri.
c. Melakukan analisa prestasi penjualan yang lalu yang dilakukan untuk mengetahui
posisi perusahaan pada masa lalu.
d. Analisa penentuan prestasi penjualan yang akan datang, dilakukan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di masa depan, dengan
memperhatikan faktor- faktor produksi seperti : bahan mentah, tenaga kerja,
kapasitas produksi dan keadaan permodalan.
e. Menyusun forecast penjualan, yaitu untuk meramalkan
jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan
seperti masa yang lalu.
f.
Menentukan
jumlah penjualan yang dianggarkan.
g. Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh.
h. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain
yang berkepentingan.
Semua
langkah-langkah di atas bertujuan untuk memudahkan manajemen dalam menyusun
anggaran penjualan.
3)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Anggaran Penjualan
Pada anggaran penjualan agar realistis
perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan.
Menurut Ellen Cristina faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Faktor
intern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan, antara lain
A.
Penjualan
tahun-tahun yang lalu.
B.
Kebijaksanaan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan.
C.
Kapasitas
produksi dan kemungkinan perluasannya.
D.
Tenaga kerja
yang dimiliki.
E.
Modal yang tersedia.
F.
Fasilitas-fasilitas
lainnya.
2.
Faktor
ekstern, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan.
A.
Keadaan
persaingan di pasar.
B.
Posisi
perusahaan dalam persaingan.
C.
Tingkat
pertumbuhan penduduk.
D.
Tingkat
penghasilan masyarakat.
E.
Elastisitas permintaan
terhadap harga barang yang dihasilkan perusahaan.
F.
Agama, adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat.
G.
Kebijaksanaan
pemerintah.
H.
Keadaan
perekonomian nasional/internasional.
I.
Kemajuan
teknologi, barang substitusi dan selera konsumen.
Dengan
memperhatikan faktor-faktor di atas perusahaan harus jeli di dalam merencanakan
dan mengendalikan penjualannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan
baik.
4)
Efektivitas
A. Pengertian Efektivitas
Salah
satu unsur penting untuk manajer adalah mengukur pelaksanaan untuk mencapai
tujuan organisasi akan perusahaan. Pengukuran pelaksanaan tersebut dalam
manajemen kita kenal dengan pengukuran efektivitas. Oleh karena itu, konsep
tersebut harus dipertimbangkan dalam pelaksanaannya dengan tujuan untuk
menyelesaikan kondisi yang ada dalam perusahaan.
Menurut
Anthony dalam bukunya ”Sistem
Informasi” menyataka Efektivitas
adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab dan sasaran yang
harus dicapainya.
Menurut Arrens
and Loebbecke dalam bukunya ”Auditing
Pendekatan Terpadu”menyatakan Efektivitas adalah menilai
apakah suatu lembaga atau organisasi telah memenuhi tujuan yang ditetapkan
dalam mencapai standar kelayakan yang mengacu kepada pencapaian suatu tujuan.”
Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu berhubungan dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Dimana suatu perusahaan dapat diartikan telah
dioperasikan secara efektif apabila perusahaan tersebut dapat mencapai hasil
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5)
Kriteria Efektivitas
Ada beberapa kriteria efektivitas yang harus diketahui, menurut Arrens dan Loebbecke
dalam bukunya ”Auditing Pendekatan
Terpadu” menyatakan
”1. Kinerja
historis
2.Kinerja
yang dapat diperbandingkan
3.Standar
rekayasa
4.Diskusi
dan kesepakatan.
6)
Pengendalian
A.
Pengertian Pengendalian
Pengendalian
merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktik yang diterapkan oleh manajemen
untuk mengelola perusahaan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan secara
efektif dan efisien, mencakup koreksi atas kekurangan, kelemahan dan
penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar sesuai dengan sasaran
untuk membandingkan hasil dengan rencana. Hasil pengendalian sangat penting
dalam pencapaian sasaran.
Menurut
R. N. Anthony, J. Dearden, dan N. Bedford dalam bukunya
Sistem
Pengendalian Manajemen menyatakan
Pengendalian adalah proses untuk memotivasi
dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Harold
Koontz dalam bukunya Manajemen
Dasar, Pengertian dan Masalah menyatakan
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan
terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulakn bahwa pengendalian dapat
diartikan secara umum sebagai upaya yang dilakukan manajemen supaya pelaksanaan
tidak menyimpang dari rencana. Selain itu juga memberi semangat kepada karyawan
untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai tujuan yang ditentukan.
7)
Jenis-Jenis Pengendalian
Pengendalian
merupakan proses mengevaluasi pelaksanaan nyata setiap komponen organisasi dan
melaksanakan tindakan koreksi untuk itu perlu mengklasifikasikan pengendalian
tersebut. Menurut Welsch,
dkk dalam bukunya ”Anggaran
Perusahaan” jenis-jenis pengendalian adalah sebagai berikut :
1.
Pengendalian awal
Dipergunakan
sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya
manusia dan dahan baku telah dipersiapkan dan perusahaan telah siap untuk
melaksanakan kegiatan.
2.
Pengendalian berjalan (biasanya dalam bentuk laporan kinerja berkala)
Pemantauan
(dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan) terhadap aktivitas
berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai dan kebijakan serta prosedur
telah ditetapkan dengan benar.
3.
Pengendalian umpan balik
Tindakan
pasca operasi memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk menghasilkan aktivitas
di masa yang akan datang.
8)
Prosedur Pengendalian
Pengendalian
berhubungsn dengsn pengukursn efisiensi dan efektivitas dalam menggerakan bahan
dan tenaga kerja serta sumber keuangan terhadap suatu tujuan. Kegiatan ini
meliputi perbandingan dengan berbagai jenis standar kualitas, waktu, maupun
nilai. Kegiatan tersebut meliputi pengambilan tindakan yang perlu bilamana
terjadi kondisi-kondisi yang menyimpang dari target.
Proses
pengendalian berjalan dirancang untuk membantu memantau aktivitas yang sedang
berjalan dari satu unit usaha dan setiap pusat tanggung jawab. Prosedur
pengendalian menurut Welsch dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” adalah :
1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan
dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi aktual, hasil yang direncanakan
dan selisih dari kedua angka tersebut.
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang
direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut.
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah
dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang
tertentu.
5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan
tindakan tersebut.
6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari
tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju umtuk membuat
perencanaan periode berikutnya.”
9)
Pengendalian Penjualan
Aktivitas
penjualan sangat erat hubungannya dengan tujuan perusahaan, sehingga menjadi
pusat perhatian yang utama karena dengan adanya aktivitas penjualan ini
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin dan
berkesinambungan serta perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup masa
yang akan datang. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus melaksanakan
pengendalian secara konsisten terhadap semua aktivitas operasional perusahaan
dalam hal ini menyangkut penjualan.
Pengendalian
penjualan dapat dilakukan dengan adanya laporan aktivitas penjualan yang
dibandingkan dengan anggaran penjualan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
selisih.
Pengendalian
penjualan meliputi analisis, penelaahan dan penelitian yang diharuskan terhadap
kebijaksanaan, prosedur, metode dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk
mencapai hasil pengembalian yang diharapkan investasi.
Laba
bersih yang optimum akan dapat direalisasi hanya apabila terdapat hubungan yang
wajar diantara keempat faktor ini yaitu :
1. Investasi
dalam modal kerja dan fasilitas-fasilitas
2. Volume
penjualan
3. Biaya
operasi
10) Laba kotor
Teknik-teknik analisis untuk
meningkatkan volume penjualan yaitu :
1. Analisis
dan pelaksanaan penjualan masa lalu, dalam hubungannya dengan harga dan volume
untuk menyelidiki dengan seksama segi kelemahan dari anggaran penjualan dan
melaporkannya.
2. Memberi
bantuan kepada pimpinan penjualan untuk menentukan anggaran penjualan secara
menyeluruh yang cocok dan melaporkan ketaatan pelaksanaannya sesuai dengan
rencana.
3. Memberi
bantuan kepada pimpinan penjualan dalam menyususn standar penjualan.
4. Pembuatan
analisis biaya yang wajar dan analisis investasi untuk digunakan dalam
menentukan harga jual.
Adapun tujuan dari pengendalian
penjualan diantaranya sebagai berikut :
a. Target
penjualan dengan kualitas yang dikehendaki.
b. Penerapan
kebijaksanaan metode dan prosedur yang mendukung target penjualan.
c. Efisiensi biaya
penjualan dalam mencapai volume penjualan.
d. Pencapaian
hasil pengembalian.
11) Hubungan
Anggaran Penjualan Dengan Efektivitas Pengendalian Penjualan
Sebagaimana
yang telah diketahui bahwa anggaran penjualan memiliki manfaat sebagai alat
pengendalian. Manfaat dari anggaran penjualan adalah sebagai alat pengendalian penjualan
sehingga bila terdapat selisih antara penjualan yang dianggarkan dengan
penjualan sebenarnya dapat segera diketahui oleh manajemen, dan manajemen akan
mengambil tindakan yang diperlukan dan menganalisisnya sehingga penjualan yang
diharapkan dapat tercapai.
Masalah
penjualan merupakan masalah yang komplek dan dinamis. Dikatakan dinamis karena
situasi dan kondisi yang selalu berubah-ubah sehingga selalu terdapat masalah
yang baru dan berbeda. Masalah-masalah yang ada dalam pengelolaan penjualan yaitu
masalah produk, penetapan harga, distribusi, metode penjualan, organisasi,
perencanaan dan pengendalian, dimana setiap perusahaan tidak dapat
menghindarinya. Oleh karena itu diperlukan alat pengendalian penjualan untuk
memecahkan masalah tersebut.
Pengendalian
penjualan dapat mengungkap adanya penyimpangan melalui analisis dan penelitian.
Penyimpangan yang terjadi harus dikoreksi manajemen agar volume penjualan yang
diharapkan perusahaan dapat tercapai. Anggaran adalah salah satu alat bantu
manajemen untuk dapat melaksanakan fungsi pengendalian penjualan agar penjualan
berjalan lancar serta meminimalkan terjadinya penyimpangan.
Apabila
penyimpangan dapat diminimalkan berarti perusahaan dapat mencapai penjualan
optimal dengan membandingkan anggaran penjualan dan aktualnya, maka dapat
disimpulkan bahwa anggaran penjualan bisa dipakai. Pada umumnya perusahaan saat
ini menghadapi kesulitan di bidang pemasaran, maka akan lebih baik apabila
penyusunan anggaran penjualan disusun paling dahulu karena secara umum anggaran
penjualan mempunyai kegunaan pokok yaitu sebagai pedoman kerja, alat
pengkoordinasian kerja, alat pengawasan kerja untuk membantu manajer dalam
memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus anggaran penjualanberguna
sebagai dasar penyusunan anggaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Berarti
operasi perusahaan telah berjalan dengan baik, maka anggaran penjualan dapat
mendukung efektivitas pengendalian penjualan.
Hubungan
anggaran penjualan terhadap efektivitas pengendalian penjualan menurut Ellen
Cristina dalam bukunya ”Anggaran
Perusahaan” menyatakan bahwa Anggaran merupakan suatu proses
perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan.
Langganan:
Postingan (Atom)