Jumat, 29 April 2016

bahasa indonesia 2# artikel populer

REKLAMASI TELUK JAKARTA
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait proyek reklamasi 17 pulau dan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Hal itu Darmin sampaikan seusai menghadiri rapat terbatas (ratas) bersama Jokowi dan sejumlah menteri lainnya, di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Rabu siang tadi, 27 April 2016.

Darmin mengatakan, ada dua hal yang dibicarakan, yakni masalah pembangunan tanggul raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dan proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta. BACA: Soal Reklamasi, Ahok: Tak Ada Pembatalan Keppres

"Itu kan ada dua proyek besar di situ, Giant Sea Wall Jakarta dan reklamasi 17 pulau. Nah, kalau terpisah-pisah seperti sekarang, persoalannya juga bisa macem-macem, kemudian pembiayaannya juga tidak bisa dikaitkan," ujar Darmin ketika ditemui Tempo di lobi Gedung Wardhana, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, pada Rabu, 27 April 2016.

Darmin mengatakan, Jokowi akan menyatukan perencanaan kedua proyek tersebut, sehingga pembiayaannya juga bisa dirancang ulang. Terkait hal itu, Darmin menambahkan, Jokowi akan mengeluarkan Perpres.
"Itu berarti akan ada dasar Perpres yang baru," ujar Darmin. "Paling lama enam bulan, sama dengan moratorium yang 17 pulau itu," tambah Darmin ketika ditanya kapan Perpres tersebut akan dikeluarkan oleh Presiden.

Darmin mengaku, tidak ada pembicaraan terkait lahan yang sudah diserahkan kepada para pengembang. "Itu tidak dibicarakan bagaimana pokoknya perencanaan ulang dulu," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi mengadakan ratas bersama beberapa menteri lain, seperti Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Selain itu, hadir pula Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur Banten Rano Karno, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.


tugas bahasa indonesia 2# laporan ilmiah

Pengertian Umum

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

Jenis Laporan Ilmiah 
a. Laporan Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3) Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4) Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5) Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
SEKS BEBAS 
PADA KALANGAN REMAJA 
LAPORAN ILMIAH
Disusun Oleh 
Nama : andree maulana yusuf
Kelas : 3ea29

NPM : 10213939
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu bebasnya, seringkali kegiatan sehari-sehari mereka tidak terkontrol oleh pihak orangtua dan pihak sekolah. Jika hal tersebut terus berlanjut, bukan tidak mungkin akan banyak hal negatif yang akan menimpa mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya mereka dalam seks bebas.
Pergaulan bebas atau seks bebas remaja di kota-kota besar Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, yakni remaja puteri di kota-kota besar cenderung sudah tidak perawan. Hal ini berdasarkan survei dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yang menyatakan bahwa separuh dari perempuan lajang di kota besar khususnya  Jabotabek kehilangan keperawanan dan melakukan hubungan seks pranikah berkisar antara 13-18 tahun.
Beberapa faktor yang mendorong anak remaja melakukan hubungan seks pranikah diantaranya adalah pengaruh liberalisme atau pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan, dan faktor keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut serta pengaruh dari media massa.
Remaja sebenarnya tahu kalau seks bebas merupakan ancaman serius yang dapat menghancurkan masa depan bangsa, maka dari itu penulis yang merupakan sebagai pelajar juga harus segera menemukan solusinya dengan cara membuktikannya, yaitu menyelidiki dan menjelaskannya dalam laporan ilmiah ini.
  
 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis dapat merumuskan masalah yang akan dibahas dalam laporan ilmiah ini. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana seks bebas bisa terjadi pada kalangan remaja?
2. Bagaimana pengaruh seks bebas terhadap para remaja?
3. Bagaimana upaya pencegahan seks bebas di kalangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan ilmiah ini adalah :
1. Mengetahui alasan seks bebas bisa terjadi pada kalangan remaja
2. Mengetahui pengaruh dari seks bebas
3. Mengetahui upaya atau cara pencegahan seks bebas

1.4 Manfaat Penulisan
Memberikan informasi kepada para remaja tentang pengaruh atau dampak dari seks bebas dan upaya atau cara pencegahan seks bebas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Seks, Seksual, Perilaku Seksual, dan Hubungan Seksual
  • Definisi Seks. Seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan.
  • Definisi Seksual. Seksual berarti yang ada hubungannya dengan seks atau yang muncul dari seks, misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk jenis kelamin yang dilecehkan.
  • Definisi Perilaku Seksual. Perilaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan seksual.
  • Definisi Hubungan Seksual. Hubungan seks mempunyai arti hubungan kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksual.

2.2 Seks Bebas
Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seks Bebas
Faktor-faktor yang mempengaruhi seks bebas diantaranya adalah :
1. Adanya pertentangan dari lawan jenis
2. Adanya tekanan dari keluarga dan teman
3. Kurangnya pengetahuan remaja tentang seks bebas
4. Kurangnya perhatian dari keluarga khususnya orangtua
5. Tipisnya keimanan
6. Kondisi stres yang dialami oleh remaja

2.4 Beberapa Alasan Seks Bebas Bisa Terjadi Pada Kalangan Remaja
  • Tidak bisa mengatakan “tidak”. (1) Biasanya karena merasa takut diputus hubungan oleh pacarnya, (2) Pacar sudah membujuk rayu sedemikian rupa, sampai akhirnya tidak bisa menolak, (3) Biasanya dijadikan alasan sebagai pembuktian cinta, (4) Merasa bukan anak gaul, (5) Dengan pernah melakukan seks dianggap gaul. Banyak remaja yang memiliki konsep diri rendah tetap melakukannya supaya dianggap gaul.
  • Bisnis. Prostitusi semakin merebak sekedar iming-iming uang dengan nilai besar dapat membuat remaja melakukannya dan juga dibeberapa daerah remaja dijadikan alat bisnis oleh orangtuanya atau juga karena masalah ekonomi.
  • Nilai agama yang berkurang. Nilai agama yang berkurang pada anak-anak mengakibatkan tidak ada lagi rasa takut.
  • Tayangan tv. Kurangnya pengawasan orangtua dalam menonton tv dimana seharusnya orangtua mendampingi dan memberikan masukkan dan arahan terhadap apa yang ditonton anak-anak.
  • Gaya hidup. Beberapa remaja yang melakukannya mengatakan hal tersebut merupakan gaya hidup mereka.

2.5 Pengaruh atau Dampak dari Seks Bebas
Adapun dampak dari seks bebas bagi kesehatan diantaranya adalah :
  • Dampak fisik : (1) Untuk perempuan berusia di bwah 17 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks, (2) Beresiko tertular penyakit kelamin dan HIV/AIDS yang bisa menyebabkan kemandulan bahkan kematian, (3) Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian.
  • Dampak psikologis : Merupakan dampak yang seringkali terlupakan ketika melakukan seks bebas, yaitu akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung, stres, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia, kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsenterasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, takut akan hukuman Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, dan sulit mempertahankan hubungan.

2.6 Upaya Pencegahan Seks Bebas
  1. Perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja yang sesuai dengan kebutuhan.
  2. Informasi yang terarah baik secara formal maupun informal yang meliputi pendidikan seks, penyakit menular seksual, KB dan kegiatan lain juga dapat membantu menekan angka kejadian perilaku seks bebas dikalangan remaja.
  3. Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku seks bebas dengan memberikan hukuman yang sesuai bagi pelaku seks dengan harapan mereka tidak mengulangi perbuatan tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Adapun simpulan berdasarkan hasil penulisan ini adalah :
  1. Masalah seks bebas pada remaja merupakan ancaman serius yang dapat menghancurkan masa depan bangsa.
  2. Pengaruh seks bebas sangatlah buruk , khususnya bagi kesehatan pribadinya.
  3. Masalah pencegahan seks bebas merupakan tugas kita bersama.
  4. Peran orangtua sangatlah besar bagi pencegahan seks bebas mengingat orangtua merupakan faktor terbesar dalam memberikan kasih sayang dan perhatian, serta pentingnya peranan pendidik di sekolah dan peranan agama.
  5. Perlunya peningkatan pengetahuan bahaya seks bebas bagi para remaja.

3.2 Saran
Faktor terbesar yang mengakibatkan remaja terjerumus ke dalam perilaku seks bebas adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian orangtua oleh karena itu, diperlukan adanya keterbukaan antara orangtua dan anak dengan melakukan komunikasi yang efektif sehingga memperkecil kemungkinan bagi mereka melakukan penyimpangan perilaku.

Kesadaran dari para remaja untuk tidak mendekat maupun melakukan seks bebas adalah tindakan yang sangat mungkin dilakukan untuk menghindari seks bebas dikalangan remaja. Selain itu perlunya peningkatan pengetahuan akan seks bagi para remaja yang mana apabila para remaja mengetahui apa esensi sebenarnya dari pendidikan seks yang mencakup tentang pengetahuan genital, pemahaman mengenai organ-organ tubuh mana yang boleh dilihat atau tidak, bagaimana cara bergaul dengan teman lawan jenis, serta resiko apa yang mungkin dapat terjadi apabila melakukan seks bebas maka para remaja tidak akan berani untuk mencoba melakukan seks bebas.

tugas bahasa indonesia 2# mencari dan membedakan laporan


PERBEDAAN LAPORAN BESERTA CONTOHNYA
Pengertian laporan 

Laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan. dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.

A.    Prinsip – prinsip Penulisan laporan
Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat berikut ini.
1.      Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.
2.     Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif
3.     Benar akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.
4.     Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.
5.     Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.
6.     Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.


B.      Jenis Laporan
  Laporan dapat digolongkan dengan:

1.      Maksud pelaporan
a)      Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.
b)      Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
c)      Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
d)     Laporan Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).
e)      Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.


2.      Bentuk Laporan
a)      Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
b)      Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
c)      Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
d)     Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
e)      Laporan berbentuk formulir.
f)       Laporan berbentuk buku.

3.      Waktu Penyampaian
a)      Laporan Insidental; Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
b)      Laporan Periodik; Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.   

Jenis-jenis laporan
a. Laporan Program Kerja 
b. Laporan Ilmiah 
c. Laporan  pertanggung  jawaban
Sifat Laporan 
Laporan yang baik harus ditulis dengan bahasa yang baik dan jelas sehingga menimbulkan pengertian yang tepat, bukan kesan atau sugesti. Di bawah ini adalah sifat-sifat yang harus dikandung oleh sebuah laporan. 

1. Mengandung imaginasi 
Hal ini memiliki pengertian bahwa pelapor harus tahu secara tepat siapa yang akan menerima laporan. 
2. Sempurna dan komplit 
Tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal tersebut diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam laporan itu. Selain itu laporan tidak boleh mengandung unsur yang menyimpang dan memihak. 
3. Disajikan secara menarik 
Pelapor harus berusaha menarik perhatian si penerima laporan dengan nilai yang terkandung di dalam laporan. 

Bahasa Laporan 
Sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kalimat dengan kalimat yang lain. Bidang yang dilaporkan dan orang yang menerima laporan seringkali mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan. 

Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan seperti dalam suatu pola struktur yang terdapat dalam buku-buku. Bila terdapat satu atau dua persyaratannya yang tidak dipenuhi, disebut laporan semi-formal, sedangkan laporan yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan disebut laporan non-formal.

Laporan formal, semi-formal, dan non-formal merupakan laporan yang bersifat resmi (formil). Bila laporan tersebut bersifat pribadi dan bentuknya sesuai dengan keinginan penulis maka laporan itu bersifat tidak resmi (informil). 

Ciri-ciri umum untuk menentukan apakah suatu laporan termasuk laporan formal: 
1. Harus ada halaman judul 
2. Biasanya ada sebuah surat penyerahan 
3. Memiliki daftar isi 
4. Ada sebuah ikhtisar (atau abstrak) yang mengawali laporan 
5. Ada bagian pendahuluan 
6. Bila ada kesimpulan dan saran (rekomendasi) biasanya diberi judul tersendiri 
7. Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda-beda 
8. Bernada resmi, bergaya impersonal
9. Bila perlu disertai dengan tabel-tabel dan angka-angka, baik yang terjalin dalam teks
laporan maupun dikumpulkan dalam satu bagian tersendiri 
10. Biasanya didokumentasikan secara khusus 

Struktur Laporan Formal 
1.      Halaman judul 
Jangan menggunakan judul yang terlalu panjang.
2.      Surat penyerahan
Surat penyerahan atau letter of transmittal berfungsi sebagai kata pengantar pada sebuah buku.
3.      Daftar isi
Bagian ini memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan. Pokok-pokok   yang paling penting ditempatkan semakin ke kiri.
4.      Ikhtisar dan abstrak
Ikhtisar merupakan bagian dari tulisan yang menyampaikan informasi penting dari sebuah   laporan dalam bentuk yang sangat singkat. 

Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
      Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1.                  Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2.                  Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3.                  Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
      Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.
      Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
      Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1.                  Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2.                  Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3.                  Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4.                  Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

CONTOH LAPORAN HASIL WAWANCARA (NARASI)

Laporan Hasil Wawancara
Hari, Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 26 Januari 2013.
Waktu Pelaksanaan : 10.00 WIB – Selesai.
Tempat Pelaksanaan : Bangka Botanical Garden (BBG).
Narasumber : Reflianto (Seksi Humas dan Manajer Peternakan di BBG).
Pewawancara : Mutiara Pratama Putri.
Tema wawancara : Kegiatan Peternakan di Bangka Botanical Garden (BBG).
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui/mendapatkan informasi tentang kegiatan
peternakan yang ada di Bangka Botanical Garden (BBG).
Hasil Wawancara
Bangka Botanical Garden adalah tempat dimana dilakukannya/dikembangkannya berbagai macam kegiatan ramah lingkungan/kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan seperti peternakan hewan, yaitu peternakan sapi dan ayam. Kegiatan yang dilakukan tsb. mempunyai tujuannya masing-masing. Misalnya, peternakan ayam. Jenis serta jumlah ayam yang ada di BBG sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena peternakan ayam di BBG tsb. dilakukan semata-mata hanya untuk koleksi saja. Contohnya seperti “ayam batik” yang ada di BBG tsb. Ayam Batik tsb. semata-mata hanya untuk menunjukkan bahwa BBG juga mempunyai hewan jenis ayam.
Selain ayam, hewan yang diternak di BBG adalah sapi. Ada banyak jenis sapi yang diternak di BBG tsb., diantaranya adalah Sapi Bali, Sapi Brangus, dan Sapi Sentimental (Sapi Perah). Sapi-sapi ini dirawat dan diolah dengan baik disana. Jumlah sapi yang dirawat dan diolah di tempat tsb. kira-kira 24 ekor. Sapi-sapi tsb. dirawat dan diolah sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Misalnya, untuk pemerahan susu sapi dilakukan pada jam 6 pagi dan jam 4 sore. Sedangkan untuk pemberian makan, biasanya dilakukan di pagi hari dan sore hari. Selain rumput biasa, sapi-sapi tsb. juga diberi berbagai macam makanan lainnya, diantaranya adalah rumput gajah yang kaya protein, vitamin, serta makanan yang berbentuk solid. Makanan berbentuk solid tsb. adalah makanan yang dibuat dan diolah dari sisa kelapa sawit. Dalam sehari, seekor sapi kira-kira diberi makan sebanyak 10 kilogram. Dalam sehari, seekor sapi biasanya menghasilkan 6 sampai 7 liter susu. Jadi, susu yang dihasilkan oleh semua sapi kira-kira 200 liter dalam sehari. Hampir semua bagian tubuh sapi tsb. bisa dimanfaatkan. Air kencing (air seni) dan kotoran sapi bisa dibuat dan diolah menjadi pupuk kompos. Selain itu, kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan sebagai biogas. Daging sapi bisa dimanfaatkan sebagai makanan, sedangkan susunya bisa dimanfaatkan sebagai minuman. Kulit sapi bisa dimanfaatkan sebagai makanan, dan juga untuk membuat beduk.
Dalam perawatan dan pengolahan sapi-sapi tsb., tidak jarang juga sapi-sapi tsb. terserang berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah penyakit radang amping (puting). Penyakit ini adalah penyakit yang menyebabkan adanya pembengkakan pada amping (puting) sapi. Tentunya hal-hal tsb. (penyakit) dapat dihindari dan diatasi apabila dilakukan perawatan yang baik. Misalnya, pemberian makan dilakukan tepat pada waktunya, jumlah makanan yang diberikan juga sesuai (tidak kurang dan tidak lebih), dll.


tugas bahasa indonesia 2# proposal tidak ilmiah

PROPOSAL KEGIATAN
HALAL BIHALAL
I. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu silaturahmi harus dilaksanakan dengan baik.Sesungguhnya silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah SWT memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda.
Sama halnya dengan keluarga besar Karang Taruna Maju Bersama, pada bulan yang suci perlu diadakannya acara Halal Bihalal untuk menjaga tali silaturahmi. Agar menjadi fitrah kembali dan menambah keharmonisan hubungan kemasyarakatan maka perlu diadakannya  acara ini.
Selain kegiatan halal bihalal yang bertujuan untuk menyambung tali silaturrohim antar sesama keluarga besar Karang taruna Maju Bersama dalam kegiatan ini juga dilaksanakan pengumpulan dana untuk Bakti Sosial yang akan diserahkan ke Panti Asuhan terdekat.

II. Tujuan
Dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idhul Fitri 1432 H, Karang Taruna Maju Bersama selaku organisasi kepemudaan ingin mengadakan kegiatan HALAL BI HALAL yang bertujuan :
A.    Untuk mengisi dan memeriahkan Hari Raya Idhul Fitri  1432 H.
B.     Agar terbina kerjasama antar sesama rekan-rekan muda-mudi Karang Taruna Maju Bersama.
C.     Menjalin kerukunan dan menumbuhkan rasa kebersamaan antar warga masyarakat disekitar Karang Taruna Maju Bersama berada.

III. Kegiatan

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSNAAN
Acara halal bihalal ini, akan kami laksanakan pada :
Hari                 :senin
Tanggal          :21 april 2005
Waktu             : 09.00 s/d selesai
Tempat           : Balai Dusun Tlangu

SUSUNAN ACARA
Terlampir.

SUSUNAN PANITIA
Terlampir.

IV. ANGGARAN
Terlampir.

V. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.
Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Ketua Pelaksana
________________________
Tlangu, 8 Agustus 2011
Sekertaris
_________________________


Mengetahui,
Kepala Dusun Tlangu
______________________
Contoh Anggaran Proposal Kegiatan 
Contoh Proposal Kegiatan