PERBEDAAN
LAPORAN BESERTA CONTOHNYA
Pengertian
laporan
Laporan adalah bentuk penyajian
fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang
disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si
pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan
objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau
dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan. dalam pembuatan
suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas
dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan
gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur,
jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain
dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang
pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang
menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.
A. Prinsip – prinsip Penulisan
laporan
Laporan
pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan sebagai alat
komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat berikut
ini.
1. Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.
2. Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak
memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat
dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif
3. Benar
akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat
suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat
diperlukan.
4. Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang
teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang
sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur –
unsur bahasa.
5. Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya.
Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.
6. Tepat
waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan
laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.
B. Jenis Laporan
Laporan dapat digolongkan dengan:
1. Maksud pelaporan
a) Laporan
informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan
dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah
pemberian informasi yang akurat dan terinci.
b) Laporan
rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga
menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul
yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap
diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
c) Laporan
analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa
pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam.
Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
d) Laporan
Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang
sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat
evaluatif).
e) Laporan
Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah
secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak.
Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.
2. Bentuk
Laporan
a) Laporan
berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan
beredar di kalangan intern organisasi.
b) Laporan
berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo,
sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
c) Laporan
berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat
dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo
pengantar.
d) Laporan
berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan
memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus
dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah
dilakukan.
e) Laporan
berbentuk formulir.
f) Laporan
berbentuk buku.
3. Waktu
Penyampaian
a) Laporan
Insidental; Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali
saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
b) Laporan
Periodik; Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya
pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan
seterusnya.
Jenis-jenis laporan
a.
Laporan Program Kerja
b.
Laporan Ilmiah
c.
Laporan pertanggung jawaban
Laporan yang baik harus ditulis
dengan bahasa yang baik dan jelas sehingga menimbulkan pengertian yang tepat,
bukan kesan atau sugesti. Di bawah ini adalah sifat-sifat yang harus dikandung
oleh sebuah laporan.
1. Mengandung imaginasi
Hal ini memiliki pengertian bahwa
pelapor harus tahu secara tepat siapa yang akan menerima laporan.
2. Sempurna dan komplit
Tidak boleh ada hal-hal yang
diabaikan bila hal-hal tersebut diperlukan untuk memperkuat kesimpulan dalam
laporan itu. Selain itu laporan tidak boleh mengandung unsur yang menyimpang
dan memihak.
3. Disajikan secara menarik
Pelapor harus berusaha menarik
perhatian si penerima laporan dengan nilai yang terkandung di dalam
laporan.
Bahasa
Laporan
Sekurang-kurangnya dari segi sintaksis bahasanya teratur,
jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kalimat dengan kalimat yang
lain. Bidang yang dilaporkan dan orang yang menerima laporan seringkali
mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan.
Laporan formal adalah laporan yang
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, nadanya bersifat impersonal dan
materinya disajikan seperti dalam suatu pola struktur yang terdapat dalam
buku-buku. Bila terdapat satu atau dua persyaratannya yang tidak dipenuhi,
disebut laporan semi-formal, sedangkan laporan yang tidak memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan disebut laporan non-formal.
Laporan formal, semi-formal, dan
non-formal merupakan laporan yang bersifat resmi (formil). Bila laporan
tersebut bersifat pribadi dan bentuknya sesuai dengan keinginan penulis maka
laporan itu bersifat tidak resmi (informil).
Ciri-ciri umum untuk menentukan apakah suatu laporan
termasuk laporan formal:
1. Harus ada halaman judul
2. Biasanya ada sebuah surat penyerahan
3. Memiliki daftar isi
4. Ada sebuah ikhtisar (atau abstrak) yang mengawali
laporan
5. Ada bagian pendahuluan
6. Bila ada kesimpulan dan saran (rekomendasi) biasanya
diberi judul tersendiri
7. Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat
yang berbeda-beda
8. Bernada resmi, bergaya impersonal
9. Bila perlu disertai dengan tabel-tabel dan angka-angka,
baik yang terjalin dalam teks
laporan maupun dikumpulkan dalam satu bagian
tersendiri
10. Biasanya didokumentasikan secara khusus
Struktur Laporan Formal
1. Halaman
judul
Jangan menggunakan judul yang terlalu panjang.
2. Surat
penyerahan
Surat penyerahan atau letter of transmittal berfungsi
sebagai kata pengantar pada sebuah buku.
3. Daftar
isi
Bagian ini memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada
dalam laporan. Pokok-pokok yang paling penting ditempatkan
semakin ke kiri.
4. Ikhtisar
dan abstrak
Ikhtisar merupakan bagian dari tulisan yang menyampaikan
informasi penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat
singkat.
Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa
aspek.
1.
Karya
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti.
Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2.
Karya
ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah
digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur
dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan
strategi.
3.
Dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas,
terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli
bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan
ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang
membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada
pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah
digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan
semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari.
Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian
istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan
dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah
agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah
memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan
semiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah
adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan
semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong
karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel,
roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang
juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1.
Emotif
: merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi
2.
Persuasif
: merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3.
Deskriptif
: merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4.
Jika
kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
CONTOH LAPORAN HASIL WAWANCARA (NARASI)
Laporan Hasil Wawancara
Hari, Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 26 Januari
2013.
Waktu Pelaksanaan : 10.00 WIB – Selesai.
Tempat Pelaksanaan : Bangka Botanical Garden
(BBG).
Narasumber : Reflianto (Seksi Humas dan Manajer
Peternakan di BBG).
Pewawancara : Mutiara Pratama Putri.
Tema wawancara : Kegiatan Peternakan di Bangka
Botanical Garden (BBG).
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui/mendapatkan
informasi tentang kegiatan
peternakan yang ada di Bangka Botanical Garden
(BBG).
Hasil Wawancara
Bangka Botanical Garden adalah tempat dimana
dilakukannya/dikembangkannya berbagai macam kegiatan ramah lingkungan/kegiatan
yang berhubungan dengan lingkungan seperti peternakan hewan, yaitu peternakan
sapi dan ayam. Kegiatan yang dilakukan tsb. mempunyai tujuannya masing-masing.
Misalnya, peternakan ayam. Jenis serta jumlah ayam yang ada di BBG sedikit
sekali. Hal ini disebabkan karena peternakan ayam di BBG tsb. dilakukan
semata-mata hanya untuk koleksi saja. Contohnya seperti “ayam batik” yang ada
di BBG tsb. Ayam Batik tsb. semata-mata hanya untuk menunjukkan bahwa BBG juga
mempunyai hewan jenis ayam.
Selain ayam, hewan yang diternak di BBG adalah
sapi. Ada banyak jenis sapi yang diternak di BBG tsb., diantaranya adalah Sapi
Bali, Sapi Brangus, dan Sapi Sentimental (Sapi Perah). Sapi-sapi ini dirawat
dan diolah dengan baik disana. Jumlah sapi yang dirawat dan diolah di tempat
tsb. kira-kira 24 ekor. Sapi-sapi tsb. dirawat dan diolah sesuai jadwal yang
sudah ditetapkan. Misalnya, untuk pemerahan susu sapi dilakukan pada jam 6 pagi
dan jam 4 sore. Sedangkan untuk pemberian makan, biasanya dilakukan di pagi
hari dan sore hari. Selain rumput biasa, sapi-sapi tsb. juga diberi berbagai
macam makanan lainnya, diantaranya adalah rumput gajah yang kaya protein,
vitamin, serta makanan yang berbentuk solid. Makanan berbentuk solid tsb.
adalah makanan yang dibuat dan diolah dari sisa kelapa sawit. Dalam sehari,
seekor sapi kira-kira diberi makan sebanyak 10 kilogram. Dalam sehari, seekor
sapi biasanya menghasilkan 6 sampai 7 liter susu. Jadi, susu yang dihasilkan
oleh semua sapi kira-kira 200 liter dalam sehari. Hampir semua bagian tubuh
sapi tsb. bisa dimanfaatkan. Air kencing (air seni) dan kotoran sapi bisa
dibuat dan diolah menjadi pupuk kompos. Selain itu, kotoran sapi juga bisa
dimanfaatkan sebagai biogas. Daging sapi bisa dimanfaatkan sebagai makanan,
sedangkan susunya bisa dimanfaatkan sebagai minuman. Kulit sapi bisa
dimanfaatkan sebagai makanan, dan juga untuk membuat beduk.
Dalam perawatan dan pengolahan sapi-sapi tsb.,
tidak jarang juga sapi-sapi tsb. terserang berbagai macam penyakit. Salah
satunya adalah penyakit radang amping (puting). Penyakit ini adalah penyakit
yang menyebabkan adanya pembengkakan pada amping (puting) sapi. Tentunya
hal-hal tsb. (penyakit) dapat dihindari dan diatasi apabila dilakukan perawatan
yang baik. Misalnya, pemberian makan dilakukan tepat pada waktunya, jumlah
makanan yang diberikan juga sesuai (tidak kurang dan tidak lebih), dll.