Kamis, 03 Oktober 2013

MERANGKUM BAB 2 HAKEKAT MANUSIA ILMU BUDAYA DASAR



   TUGAS MERANGKUM ILMU BUDAYA DASAR BAB II

NAMA      : ANDREE MAULANA YUSUF
KELAS      : 1EA30
NPM          : 10213939


BAB 2 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Manusia dan kebudayaan adalah hal yang sangat terkait satu dengan yang lainya.
   
A.Manusia

     
Manusia dalam kehidupan ini memiliki peran unik dan tergantung kita melihatnya dari mana contohnya : manusia tidak dapat berdiri sendiri  ( Sosiolis ) manusia  makhluk yang mencari keuntungan  ( Ekonomi ) Manusia sebagai makhluk yang ingin memiliki kekuasaan ( Politik ) dan manusia sebagai mamalia dalam segi  ( Biologis ).

      Jadi manusia bisa di nilai dari beberapa pandangan tergantung dari mana kita melihatnya. Ada dua acuan untuk mempersempit pandangan membangun manusia yaitu :

 
Manusia terdiri dari empat unsur, yaitu:
       a .  Jasad , yaitu badan kasar manusia , tubuh manusia dari bagian atas kepala sampai bagian bawah kaki yang Nampak pada luar nya dan dapat diraba dan dilihat.
     b.  Hayat, yaitu mengandung unsur hidup , yang ditandai dengan gerak.
     c.   Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan , daya yang bekerja secara spiritual dan  memahami kebenaran , suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
    d.   Nafas , yaitu dalam pengertian diri atau keakuan , yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
   

B. HAKEKAT MANUSIA

       Makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari Tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi kongkrit yang dapat di lihat,  di rasa, di raba, dan di sentuh,  tetapi tidak abadi jika manusia itu meninggal maka tubuhnya akan hancur dan lenyap. Sedangkan jiwa sifatnya lebih abstrak tidak dapat di lihat di rasa atau di raba namun sifatnya abadi, jika manusia itu mati maka jiwa atau rohnya akan kembali yaitu kepada tuhan yang maha esa  dan juga roh sebagai pengerak dan sumber kehidupan.

     
Makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yaitu manusia yang di anggap paling sempurna karena memiliki akal pikiran dan perasaaan yang bias menciptakan budaya dan  teknologi. Adanya nilai baik dan buruk memaksa manusia untuk memilah-milah tindakan yang akan di lakukannya. Perasaan indrawi adalah perasaan yang di lakukan atau di rasakan dengan panca indra yang tingkatnya rendah yang terdapapat pada manusia dan hewan. Sedangkan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat manusia contohnya :

1). Perasaan intelektual: Perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2). Perasaan estetis: Perasaaan yang berkenan dengan keindahan
3). Perasaan etis: Perasaan yang berkenaan dengan kebaikan
4). Perasaaan diri: Perassan yang berkenan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain
5). Perasaan sosial: Perasaan yng berkenan dengan kelompo atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.

C.Kepribadian Bangsa Timur

       Francis L.K Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan cina klasik.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi.
Nomor 7 dan nomor D disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan bahwa :
 
a).  Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia mempunyai maksud jahat.
b). Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c).  Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d).  Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok.


      
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.


D.   PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukkan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Herkovis memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus.
Dalam sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari.
E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.


E.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

         Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan menmpunyai empat unsur, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik. Sedangkan Broinslaw Malinowski mengatakan unsur-unsur itu terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan, dan organisasi kekuatan.
C.Kluckhohn dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada tujuh kebudayaan universal,yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan)
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
3. Sistem Pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
5. Sistem Teknologi dan Peralatan


F. WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
2. Kompleks aktivitas
3. Wujud sebagai benda


G.ORIENTASI NILAI BUDAYA

Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variation in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia (MH)
2. Hakekat karya manusia (MK)
3. Hakekat waktu manusia (WM)
4. Hakekat alam manusia (MA)
 5.Hakekat hubungan manusia (MN)


H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN

       
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun dan kebudayaan primitif yang tersolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya.

            Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebuayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan yang statis adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebdayaan.

Terjadinya gerak/peruhan atau mobilisasi ini di sebabkan oleh beberapa hal:

            1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat kebudayaan sendiri.
            2. Sebab-sebab perubahan lingkungan dan titik tempat mereka hidup.

            Perubahan sosial adalah segala pada lembaga-lembaga kemasyarakatannya di dalam suatu masyarakat yang mempngaruhi sistem sosialisainya. Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu.
Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut.
Beberapa masalah yang menyangkut proses diatas adalah:
            a. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah di terima
            b. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
            c. Individu-individu manakah yang dapat menerima unsur-unsur yang baru
            d. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi.


I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


            Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah: manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal maksudnya bahwa walaupun kebudayaan berbeda tetapi kebudayaan merupakan satu kesatuan. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat di pandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat. Proses dialeksis ini tercipta melalui 3 tahap yaitu:

1. Eksternalisasi, yaituproses mengekspresikan dirinya.
2. Objektifitas, yaitu proses masyarakat menjadi realitas.
3. Internalisasi, yaitu proses masyarakat di sergap kembali oleh manusia.

   
            Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau teralinasi.